27 March 2010

Mencari AKHWAT yang HILANG ?

Duhai akhwat idaman, dimanakah kau kini berada? Aku heran, mengapa kini aku terlalu sering menemukanmu dimana-mana, apakah kau tak lagi menjadi idaman para pengidam kesucian, tak lagi special, bak bidadari syurga yang hadir di bumi, tak pernah tersentuh jin dan manusia.

Tak kubayang, akhwatku hilang, tak lekang, dimakan jaman yang garang. Dulu kau tak terlihat, tapi aku tak perlu mencari-cari dirimu. Karena aku yakin kau ada, seperti keyakinanku beriman kepada yang ghoib. Semakin ghoib, semakin indah, semakin beriman. Wuih. Subahanallah.

Tapi kini kau tak lagi ghoib, kau begitu menyebar, kau begitu visual, kau begitu obral, sehingga justru aku kehilanganmu di antara kerumunanmu. Terlihat tapi tak terlihat, tak terlihat justru terlihat.

Duhai akhwatku, yang cantik menawan iman. Ketahuilah bahwa semakin ghoib dirimu maka semakin besar energi dirimu, sehingga semakin besar kualitas keakhwatanmu, maka semakin aku merindukanmu. Kami menyayangimu. Sayang sekali jika kau tak menyayangi dirimu sendiri lagi; dalam kekhawatiranmu yang berlebihan pada Tuhan.

Ku tahu kau berhijab dalam hizibmu. Tapi mengapa harus kau lupakan inti perjuanganmu, apakah karena hizibmu tidak lagi tegas padamu. Apakah identitasmu harus bergantung pada identitas hizibmu yang mulai teragu?

Ku yakin, kau tahu bahwa kau bagai perhiasan di mata ikhwan atau kawan. Dan karakter dari perhiasan adalah butuhnya sebuah atau banyak perhatian. Yang memperhatikan nikmat, yang diperhatikan bahagia. Dan biasanya perhiasan eksklusif berkarakter : diam, tersembunyi, dijaga ketat, personal & privacy, dan hanya orang-orang yang sudah menunaikan akad “jual beli” yang boleh memakainya. Kecuali perhiasan murahan, tak perlu akad spesial pun sudah bisa dipakai siapapun …. lalu menjadi manusia terbuang…na’udzubillahi min dzalik.

Duhai akhwat budiman kekasih ikhwan beriman, perhatikanlah bahwa kau adalah perhiasan terindah. Bisakah kau bayangkan, bahwa perhiasan itu “diam”nya saja sudah indah dan menggoda. Maka apa yang terjadi jika engkau pun bergerak – kesana kemari- sehingga mata ikhwan memandangmu, sengaja tidak sengaja, sebab syaitan itu cerdas dan bebas. Sedangkan ikhwan itu cerdas tapi terbatas. Karena ikhwan itu terbatas, maka kau harus membatasi diri dari pandangannya, agar syaitan usahanya pun terbatas menggoda manusia beriman, akhwat dan ikhwan.

Kuharap kau lebih banyak diam yang penuh gerakan, daripada gerakan yang membuat ikhwan terdiam. Pahamkah maksudku? Kau begitu indah untuk tidak diperhatikan, perhiasan itu begitu banyak yang memperhatikan, kadang saling bersaing antara satu perhaiasan dengan perhiasan lainnya, bersaing untuk diperhatikan… tentu saja karena adanya perhatian. Perhatian hadir karena adanya sumber perhatian dan adanya yang memperhatikan.

Fokus dakwah pun kadang berubah, bahasan bab menikah dan poligami lebih menjadi perhatian daripada bagaimana cara memperjuangkan dakwah ini, dan mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah, Ilahi Robbi?

Duhai akhwat, kau bukan syahwat; ku tak menyalahkanmu, tapi marilah mulai hari ini sama-sama kita mengambil porsi yang tidak melampaui suci. Sebab akhwat itu wanita, dan wanita itu makhluk indah sejati yang penuh perasaan, maka perlu diberikan banyak batasan. Agar perasaannya tidak meluap dan tumpah di sembarang nyawa. Jika satu atau dua batasan sudah mulai dianggap tak membatasi, maka berkhawatir dirilah jika engkau kesulitan mengontrol perasaanmu yang agung itu….

Wahai akhwat sejati, bukanlah karena cantikmu engkau diperhatikan, tapi karena diperhatikanlah engkau menjadi cantik. Berterimakasihlah kepada orang-orang yang memperhatikanmu, dan bersyukurlah kepada Allah agar DIA tetap memperhatikanmu. Kalau Allah yang memperhatikanmu, maka para ikhwan beriman pun insya Allah tak sungkan tuk memperhatikanmu. Tapi kalau perhatian manusia yang engkau kejar, maka kemanakah kau tempatkan perhatian Tuhanmu, dari hatimu yang agung, wahai calon ibu, wanita yang paling perhatian….dan butuh perhatian. Harus diperhatikan.

Wallahu alam
KZ
http://cahaya-semesta.com

16 March 2010

ketika engkau mengeluh...

saat engkau lelah bekerja, penat, suntuk, dan rasanya ingin mengeluh, lihat dulu video ini kawan...




pemuda Zahid..

Seusai pertemuan dengan seorang pemuda bernama Zahid siang tadi, Afirah terpekur dalam kamar. Matanya berkaca. Hatinya basah, bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya. Pertemuan itu membuat hatinya gundah. Wajah bersih Zahid tak bisa hilang dari pelupuk matanya. Kesalehan Zahid yang terkenal semakin membuat hatinya tertanam. Inikah cinta? Sungguh sejuk terasa. Air matapun semakin deras.

Sementara itu, dalam masjid Kuffah tampak Zahid pun sedang menangis. Ia menangisi hilangnya kekhusuan shalat. Wajah Afirah selalu terbawa dalam pikirannya. Ia terus menangis sambil terus berdoa. Dan akhirnya tertidur hingga menjelang subuh.

Ketika bangun ia kaget. Sudah banyak orang yang shalat tahajjud di masjid. Ia menyesal. Biasanya ia sudah menghatamkan dua juz dalam shalatnya. Ya Ilahi, kenapa ini?

Esok hari seusai shalat dhuha, ia bertekad untuk melamar Afirah. Namun sayang, Afirah ternyata sudah dilamar lebih dahulu oleh seorang pemuda kaya. Pupus sudah harapan. Ia pun sakit hingga beberapa hari.

Berita tentang sakitnya Zahid sampai pula ditelinga Afirah. Afirah pun menulis surat untuk Zahid melalui pengawal beliau.
"Zahid, aku telah mendengar tentang sakitmu karenaku. Aku akan menawarkan dua hal yang dapat mengobati rasa sakitmu itu. Pertama aku datang ke kamarmu dan kita memadu kasih. Kedua atau engkau yang ke kamarku, nanti aku tunjukan jalannya"

Awalanya Zahid amat senang dengan datangnya surat dari Afirah. Namun rasa senang itu hilang berubah pucat ketika membaca isi surat tersebut. Ia pun menuliskan surat balasan.
"Afirah benar aku mencintaimu. Namun sakit yang kurasa bukanlah semata-mata karena rasa cintaku padamu. Sakitku ini karena aku menginginkan sebuah cinta suci yang mendatangkan pahala dan Ridha Allah Azza Wa Jalla bukan murkaNya. Kedua tawaranmu itu tak ada yang kuterima. Aku ingin mengobati kehausan jiwa ini dengan secangkir cinta dari surga. Bukan air timah dari neraka. Afirah, Inni akhaafu in ashaitu rabbi adzaaba yaumin 'adzim ( sesungguhnya aku takut akan siksa hari yang besar jika aku durhaka pada Rabb-Ku) Az-Zumar:13

Jika kita bertaqwa kepada Allah, niscaya ia akan memberi jalan keluar. Tak ada yang bisa aku lakukan kini kecuali menangis pada-Nya. Aku yakin akan firmannya "wanita yang baik adalah untuk pria yang baik, dan pria yang baik untuk wanita yang baik pula"

Sesudah membaca surat dari Zahid ini Afirah menangis sejadi-jadinya. Memohon ampun hingga subuh tiba. Ia sadar atas dosa yang telah dilakukannya. Zahid telah membuka mata hatinya hingga merubah cara hidup yang glamor dan penuh kemewahan.

_co-pas dari buku diatas sajadah cinta, kang Abik_